Jakarta -Pemerintah berencana menaikkan tarif listrik industri golongan I-3 untuk perusahaan non terbuka (Tbk) pada Juli 2014. Pada 1 Mei lalu, pemeritah telah menaikkan tarif listrik industri perusahaan terbuka.
Rencana ini mendapat tanggapan keras dari kalangan dunia usaha. Menurut Franky Sibarani, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), kenaikan tarif listrik akan sangat membebani dunia usaha.
"Kami tentunya sangat tidak setuju dengan rencana kenaikan tarif listrik ini. Sangat membebani pengusaha," tegas Franky kepada detikFinance, Rabu (4/6/2014).
Menurut Franky, langkah pemerintah tersebut diambil atas dasar kepanikan. Ini karena pendapatan negara yang turun, sehingga pemerintah memilih untuk membebankan kepada masyarakat dan dunia usaha.
"Pemerintah ini panik karena turunnya pendapatan negara, sehingga mengambil langkah yang kurang tepat dan justru irasional," ujarnya.
Tambahan beban, lanjut Franky, membuat industri dalam negeri semakin sulit bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. "Katanya mau meningkatkan daya saing industri jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Tapi keputusannya justru melemahkan industri dalam negeri, ini kan tidak rasional," tuturnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk menaikkan tarif listrik golongan tertentu pada Juli mendatang. Ada 5 golongan yang tarif listriknya akan naik.
Pertama adalah industri I-3 non perusahaan terbuka. Langkah ini diyakini bisa menghemat anggaran Rp 4,8 triliun.
Kedua adalah rumah tangga R-1 dengan daya 3.500-5.500 VA dengan rata-rata kenaikan sebesar 5,7% tiap 2 bulan. Diperkirakan akan menghemat Rp 0,37 triliun.
Ketiga adalah sektor rumah tangga R1 dengan daya 2.200 VA, rata-rata kenaikan sebesar 10,43%. Penghematan yang didapat sekitar Rp 1 triliun.
Keempat adalah untuk P-2 di atas 200 KVA dengan kenaikan rata-rata sebesar 5,36% setiap 2 bulan. Kenaikan ini akan menghemat Rp 0,10 triliun.
Kelima adalah penerangan jalan umum P-3 dengan rata-rata kenaikan sebesar 10,69%. Diperkirakan akan menghemat Rp 0,43 triliun.