‘Sweeping’ Anarkis Ditindak Tegas
Medan, (Analisa). Poldasu memprediksi aksi mogok buruh skala nasional yang berlangsung 24-27 November ini akan melumpuhkan beberapa lokasi dan objek vital. Untuk itu, petugas kepolisian yang terdiri dari 1 satuan setingkat kompi (SSK) Dit Polair Poldasu, 1 pleton personel Sabhara, 300 personel Sat Brimob Poldasu ditambah 1.250 personel Polresta Medan akan dilibatkan dalam pengamanan.
"Diperkirakan 2.000 orang GabungÂan Pekerja Buruh Sumut Melawan (GABPSUM) dan 33 elemen lainnya yang diprediksi akan melakukan unjuk rasa ke Kantor Gubernur Sumut, DPRD Sumut, Kantor Walikota Medan, WaliÂkota Binjai, Kantor Bupati Deli SerÂdang, Sergai serta KIM I, II dan III," sebut Kabid Humas Polda Sumut, KomÂbes Pol Helfi Assegaf, Senin (23/11).
Bukan itu saja, tujuh elemen buruh yang terdiri dari Aliansi Buruh MengÂguÂgat dari Pergerakan Indonesia, SeÂpakat, PSPI, JRMK, Germades, ForÂmiÂÂkom, KRA juga akan melakukan aksi mogok serupa dengan sasaran KanÂtor Gubernur Sumut, DPRD Sumut, KanÂtor Walikota Medan, Disnaker ProÂvinsi Sumut.
"Dalam aksinya bisa saja massa nanÂtinya akan melakukan pemblokiran jaÂlan tol, sweeping terhadap karyawan atau buruh. Isu rencana aksi yang dilaÂkukan adalah menyikapi PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, hasil konsolidasi dengan merekomendasikan seluruh Indonesia untuk tujuan memakÂsa kepala daerah (gubernur, walikota, bupati) mencabut dan menolak PP terÂsebut serta menuntut kenaikan upah buruh hingga 25 persen,"urainya.
Prediksi Kerawanan
Poldasu juga, sambung Helfi, memÂprediksi beberapa kerawanan yang bisa saja terjadi, antara lain pemblokiran jaÂlan maupun penutupan pintu masuk jalan tol yang dikhawatirkan akan meÂnyeÂbabkan gangguan keamanan, keseÂlamatan, ketertiban dan kelancaran (kamseltibcar) lantas.
Selain itu meningkatnya kejahatan kriminalitas seperti pencurian, pencoÂpetan, pemerasan dan penjarahan. TuÂtupÂnya pusat pertokoan, perbelanjaan dan tempat hiburan wisata.
Kemungkinan kerawanan terbesar akibat mogok buruh, katanya, menyeÂbabÂkan kemacetan akibat massa yang membubarkan diri setelah pelaksanaan unjuk rasa.
Untuk itu, tegasnya, situasi ini nanÂtinya diharapkan tidak meningkat menÂjadi aksi anarkis. Jadi, beberapa fungsi akan dimaksimalkan seperti, preemtif dengan mereduksi kekuatan massa keÂlompok elemen buruh. Mewaspadai keÂlompok penetrasi yang memanfaatkan momen tersebut dan mengarahkan arus alternatif tempat aksi buruh menuju sasaran aksi yang membahayakan keÂpentingan umum
Sedangkan dalam fungsi preventif Polda Sumut akan melaksanakan pengÂawalan dan kanalisasi aksi massa ke sasaran aksi, melaksanakan mapping (pemetaan) kekuatan unras dan memÂperÂsiapkan personel mengawal pelakÂsanaan unras.
"Nantinya Polri mengedepankan tinÂdakan persuasif dan menghindari tinÂdakan kontra produktif serta mencegah tindakan arogansi anggota di lapangan yang memicu emosional pengunjuk rasa dan melakukan penega Âkan hukum terÂhadap pelaku pidana secara tegas," tukasÂnya.
Ditindak Tegas
Polres Pelabuhan BelaÂwan siap meÂnindak tegas aksi sweeping anarkis bila dilaÂkukan serikat buruh ke seÂjumlah perusahan di KIM, guna mencari duÂkungan unÂjuk rasa besar-besaran selama tiga hari ke depan.
“Untuk itu kami akan meÂngerahkan kekuatan hingga mencapai 700 perÂsonel, daÂlam mengawal unjuk rasa buÂruh,†kata Kapolres PelabuÂhan Belawan AKBP Edy SuÂwandono, dalam perteÂmuan pembahasan bersama pihak peruÂsahaan dan Asperkim di aula PT KIM (Persero).
Pada dasarnya, polisi tidak mengÂhaÂlangi langkah demo buruh bersama seÂrikat untuk menyampaikan aspirasi daÂlam upaya menolak PP NoÂmor 78 Tahun 2015 tentang peÂnguÂpahan tersebut.
Hanya saja, kata Edy yang didamÂpingi Wakapolres KomÂpol Josua TamÂpubolon, dengan pengerahan massa yang terlalu banyak dapat meÂÂÂnimbulkan kerawanan dan dikhawatirkan terjadi chaos.
Seperti unjukrasa buruh beberapa waktu lalu, koÂordinator unjuk rasa buÂruh dalam mencari dukungan reÂkan-rekan buruh perusahaan lainnya, terÂkesan melakukan pemaksaan.
Apalagi saat melakukan sweeping di areal Kawasan InÂdustri Medan, bila perusaÂhan yang dihampiri tidak meÂngiÂzinkan para buruh ikut berparÂtisipasi, mereka nekad meneÂroÂbos pagar baÂngunÂan perusaÂhaan dengan cara meÂrusak.
Melalui pertemuan deÂngan pihak perÂusahaan di KIM tahap 1 hingga V ini, Kapolres mengimbau agar pihak peÂrusahaan meÂnyeÂpakati pemÂbatasan jumlah peÂserta buruh yang berÂparÂtisipasi dalam demo tersebut.
“Maksimal tiap peÂruÂsaÂhaan hanya mengirim dua buÂruh untuk unjuk rasa terseÂbut,†katanya agar peÂtugas yang mengawal hingga ke tiÂtik tertentu dapat mengenÂdalikannya.
Pada kesempatan itu, perÂwakilan beÂberapa peÂruÂsahaan di KIM dan dari Asperkim Indra Boy, mÂengusulkan daÂlam mencegah upaya sweeping, perlu menempatkan buÂruh yang berpartiÂsipasi di gate KIM I Mabar.
Selain itu, perlu juga pengÂhadangan dan pemÂbatasan ruang gerak terhadap mobil pembawa perangkat sound system aksi buruh terÂsebut.
Perwakilan pihak peÂruÂsahaan di KIM Siringoringo juga meminta BUMN KIM memberikan dukungan peÂnuh bagi polisi. DihaÂrapkan, meski terÂjadi unjuk rasa naÂmun konÂdisi keamanÂan di KIM tetap kondusif.
5.000 Buruh
Terpisah dilaporkan, seÂdikitnya 5.000 buruh dari 35 elemen melakukan unjuk raÂsa menolak Peraturan PemeÂrintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang pengupahan hari ini, Selasa (24/11).
“Informasi terakhir yang diperoleh dari 35 elemen, ada 5.000 orang (buruh) akan meÂlaksanakan unjuk rasa di MeÂdan, yakni di kantor GuberÂnur Sumut dan beberapa loÂkasi lain,†ucap KapolÂresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, saat menggelar apel di Lapangan Merdeka, Senin (23/11).
Diungkapkan, 5.000 buÂruh yang menggelar aksi beÂrasal dari berbagai daerah di Sumatera Utara yakni SerÂdang Bedagai, Deli Serdang, Binjai, dan Belawan. Aksi tersebut dipusatkan di kantor Gubernur Sumatera Utara JaÂlan Diponegoro, Medan.
Mardiaz menyebutkan, akiÂbat adaÂnya aksi unjuk rasa ini sejumlah peruÂsahaan tuÂtup, seperti di kawasan MeÂdan Sunggal-Binjai. "Di SungÂgal tutup seÂmua peruÂsahaan, kemungkinan akan hadir semua (buruh) dari saÂna, namun untuk di daerah lain, kami juga negosiasi terhadap pemilik perusahaan agar tetap beroperasi dan tak menghentiÂkan operasi,†ucap Mardiaz.
Guna mengamankan agar aksi buruh berjalan kondusif, Mardiaz mengaÂtaÂkan, 1.251 personel dikerahkan untuk mengawal aksi buruh dan meÂngantiÂsipasi sweeping berÂujung bentrok. Para perÂsonel disebar di sejumlah titik yakni DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol, Walikota MeÂdan Jalan Raden Saleh, dan sejumlah lokasi lain di MeÂdan.
Diketahui, aksi buruh ini meÂnolak dan meminta peÂmerintah untuk mencaÂbut PP Nomor 78/2015 tentang penguÂpahan karena dinilai melanggar UnÂdang-Undang Dasar 1945 pasal 27 tentang kehidupan layak. Aksi ini diÂgelar selama empat hari hingga 27 NoÂvemÂber 2015, dan serempak digelar di Indonesia. (yy/maa/hen)