loading
Pertagas Dukung Sinergi BUMN Energi

Pertagas Dukung Sinergi BUMN Energi

Metrotvnews.com, Jakarta: PT Pertamina Gas (Pertagas) mendukung penuh upaya untuk menyinergikan BUMN energi. Alasannya, karena sinergi tersebut sejalan dengan penguatan National Energy Company (NEC).

Sinergi saja, sebab kalau akuisisi cukup berat. Apalagi (wacana) akuisisi sekarang sudah berganti dengan holding. Ini sedang digodok oleh Pertamina, Pertagas akan mengikuti," ujar Vice President Bussiness Development PT Pertamina Gas Indra Setyawati melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (15/2/2016).‎

Menurutnya, masalah terpenting yang harus dituntaskan oleh agregator gas nanti adalah distribusi terkait infrastruktur jaringan pipa gas. Pembuatan pipa dedicated oleh tiap pengguna justru dinilai tidak efisien sehingga pihaknya telah membangun 2.000 kilometer pipa open access atau setara 99 persen jaringan pipa Pertagas.

"Ini demi mendukung pengembangan industri nasional. Harus ada semangat gotong royong sehingga fee murah. Dengan begitu, industri pasti tumbuh," ujar Indra.

Sementara terkait rencana pembentukan aggregator gas, PT Pertamina Gas juga menyatakan kesiapannya.

"Pertagas siap mengemban tugas tersebut," kata Indra.

Pengamat Ekonomi Hendri Saparini juga menganggap bahwa sinergi ini sangat penting. Pasalnya, pengelolaan gas secara nasional memang membutuhkan sinergi sejumlah pihak terutama antar perusahaan negara atau BUMN yang bergerak di bidang energi. Langkah itu guna meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN kita di tengah perekonomian global yang tengah lesu saat ini.

"Ekonomi dunia sedang melambat. Tidak mungkin kita berharap dari swasta. Maka 119 BUMN dengan aset Rp5.400 triliun menjadi pilar penting ekonomi harus jadi penggerak dan agent of development. Apakah itu bisa disinergikan? Bisa. Itu jalan yang harus ditempuh," ungkap Hendri.

Menurut dia, langkah sinergi antarperusahaan negara telah dilakukan dengan baik di Malaysia. Untuk Indonesia, Ia mencontohkan Telkom dan perbankan yang telah menjalin sinergi.‎

"Model dan pilihan sinerginya yang paling efisien. Intinya untuk meningkatkan competitiveness," kata Hendri, yang juga Direktur Eksekutif Core Indonesia itu.‎