loading
Pasokan Gas Harus Diprioritaskan untuk Wilayah diluar Pulau Jawa

Pasokan Gas Harus Diprioritaskan untuk Wilayah diluar Pulau Jawa

Jakarta – Pemerintah meminta supaya pasokan gas yang berasal dari sumur-sumur gas baru di luar Jawa untuk diprioritaskan dan dialirkan juga pada kawasan tersebut. Dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan perekonomian kawasan disekitar sumber energi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan saat ini potensi sumber gas besar terdapat di luar Jawa, seperti di Medan, Sumatera Utara dan Kalimantan. Untuk itu dia mengharapkan supaya pasokan gas yang besar tersebut tidak dibawa ke Jawa karena selain membutuhkan investasi besar, kebutuhan gas diluar Jawa juga makin meningkat.

“Kita tidak harus memikirkan bagaimana gas yang ada di Kalimantan itu harus dibawa ke Jawa, itu sama saja kita menyesaki industri di Jawa, biarkan saja di sana. Ya kan ada kawasan ekonomi khusus di situ, gasnya dialirkan saja ke situ dari pada membangun pipa dari Kalimantan ke Jawa. Saya sudah katakan kepada Wamen ESDM jangan lagi itu dibawa ke Jawa (sumber gas baru di Medan), tapi biarlah untuk mensuplai Sumatera Utara. Investasinya besar, gasnya nanti numpuk di Jawa,” ujar Hatta di kantornya, Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Hatta potensi ekonomi di luar Jawa, khususnya Kalimantan, harus ditingkatkan antara lain dengan cara meningkatkan pasokan energinya. Apabila pasokan energi di Kalimantan meningkat, dia yakin industri dikawasan tersebut bisa tumbuh sehingga bisa menggerakkan roda ekonomi masyarakat setempat.

Dia juga berharap peningkatan ekonomi di Kalimantan bisa meningkatkan sumbangannya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, yang saat ini baru mencapai empat persen dari total. Jumlah ini dinilai masih sangat kecil dibandingkan kontribusi Jawa terhadap PDB nasional yang mencapai 57 persen.

“Walaupun Jawa kekurangan (gas), pikirkan yang lain. Biar Industri tumbuh di Kalimantan. Jangan kalimantan nanti kekurangan gas. PDB kita sudah 57 persen dari Jawa, Kalimantan cuma empat persen sumbangannya terhadap PDB,” jelas dia.

Hatta juga menghimbau supaya ekspor gas dikurangi guna meningkatkan pertumbuhan kawasan-kawasan ekonomi kuhusus (KEK), maupun kawasan industri yang tersebar diberbagai daerah. Dia tidak ingin industri negara lain terlalu banyak mengambil keuntungan dari potensi gas alam RI.

Menurutnya untuk mencukupi kebutuhan gas Indonesia yang semakin meningkat, pemerintah perlu segera membangun lebih banyak tempat penyimpanan pas, baik yang permanen maupun yang mengambang (floating).

“Sumber-sumber gas itu stop-lah untuk diekspor. Kalau diekspor industrinya gak bangkit. Industrinya yang bangkit dinegara yang jadi tujuan ekspor. Bukannya kita anti mengekspor, tapi memang kebutuhan dalam negeri kita meningkat,” pungkasnya.