loading
Kondisi Kawasan Industri Medan

Kondisi Kawasan Industri Medan

Kabar yang menyebutkan PT Kawasan Industri Medan (KIM) yang berlokasi di dua daerah, Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang (Sumatera Utara) mengalami kolaps beberapa waktu lalu, memang sempat membuat banyak kalangan terperanjat.
Bagaimana tidak! Persoalannya, yang menyampaikan kabar kolapsnya kawasan industri terbesar di luar Jawa ini langsung dari orang nomor satu di perusahaan plat merah ini sendiri. Yakni Direktur Utama PT KIM Ruli Adi di hadapan Komisi D DPRD Sumatera Utara belum lama ini, yaitu saat berlangsung dengar pendapat antara lembaga legislatif tersebut dengan PT KIM.

Bukan hanya pihak dewan saja yang merasa kaget dan kurang memercayai penjelasan Ruli Adi tersebut. Masyarakat dan kalangan media yang selama ini mengikuti perkembangan perusahaan yang kepemilikan sahamnya dimiliki 3 institusi, yakni Kementerian Perindustrian (sahamnya sebesar 60%), Pemprov Sumut (30%) dan Pemko Medan (10%) ini, juga tak menyangka jika PT KIM tengah di ambang kebangkrutan.

Ruli Adi pun saat itu memaparkan, bahwa kondisi perusahaan kawasan industri yang saat ini memiliki lahan lebih dari 700 hektare itu, memiliki sebanyak 50 ribu tenaga kerja yang terlibat di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan ini.

Yang membuat para anggota dewan agak terperanjat dengan penjelasan Ruli Adi, karena bertolak belakang dengan perkembangan PT KIM saat ini. Boleh dikatakan, kawasan industri ini telah memasuki pengembangan tahap ketiga dengan luas areal kawasan industrinya lebih dari 700 hektare. Jumlah ini jauh melesat dari pembangunan awalnya, yang tak lebih dari 200 hektare pada tahun 80-an lalu. Letaknya yang begitu strategis, dan berdekatan dengan Pelabuhan Belawan, serta memiliki akses ke Jalan Tol Belmera (Belawan - Medan - Tanjung Morawa), membuat kawasan ini menjadi perburuan investor, baik dalam maupun luar negeri.

Di lokasi ini, ratusan industri (pabrik) berskala besar dan menengah beroperasi dan tidak sampai mengganggu pemukiman warga, yang lokasi industrinya memang agak terisolasi.

Hanya saja sangat disayangkan, sejumlah ruas jalan yang menghubungkan di dalam kawasan industri tersebut, kondisinya sejak lama tidak terawat dan banyak yang rusak. Keluhan pun sudah sering disampaikan oleh perusahaan industri dan pabrik yang beroperasi di kawasan ini, namun sepertinya kurang mendapat tanggapan. Keluhan itu disampaikan karena berkaitan dengan kelancaran arus kendaraan angkutan barang yang keluar masuk kawasan ini. Karena jika ruas jalan terganggu karena mengalami kerusakan, tentu sangat mengganggu kelancaran kendaraan yang melewati kawasan industri ini.

Persoalan pemberian pelayanan yang dianggap kurang memadai oleh pihak manajemen PT KIM ini, sempat dikritik oleh anggota dewan saat meninjau kawasan industri ini, Rabu pekan ini. Sekretaris Komisi D DPRD Sumut Nezar Djoeli yang menyaksikan kondisi itu, menyatakan bahwa pihak PT KIM telah mengabaikan penyediaan kebutuhan dan fasilitas yang harus dipenuhi terhadap perusahaan-perusahaan di kawasan ini. Dewan pun minta agar pihak manajemen PT KIM untuk lebih peduli dan tanggap terhadap keluhan pengusaha di kawasan ini.