loading
Kalangan Investor KIM Keluhkan Buruknya Layanan

Kalangan Investor KIM Keluhkan Buruknya Layanan

Medan, (Analisa). Kalangan investor sejumlah perusahaan yang bernaung di Kawasan Industri Medan (KIM), mengeluhkan masih buruknya sarana dan prasarana fasilitas layanan yang dikelola BUMN PT KIM (Persero).

Di antaranya masih terdapat jalan-jalan kawasan yang tidak terawat dengan baik. Seperti banyaknya lubang dan sampah yang membuat jalanan di KIM kotor.

Termasuk limbah padat sampah yang tidak terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Begitu juga limbah cair yang tak terproses treatment plan, di mana masih ada yang membuang sampah ke dalam parit KIM. Sehingga pembuangan sampah ke parit dapat mengakibatkan penyumbatan dan polusi air udara.

Hal itu diungkapkan kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan kawasan Industri (Asperkim), yang diketuai Indra Boy, bersama Forum Komunikasi Lintas Lembaga (Forkaliga) Budi Dharma SH bersama Direktur M. Noor Shahib, dalam keterangan persnya, Senin (15/2).

Padahal selama ini kutipan iuran pemeliharaan KIM, yang rutinitas dibebankan kepada investor terhadap luas lahan kepemilikan tidak sebanding dengan total pelayanan KIM.

Bahkan ada lagi pengutipan biaya parkir lingkungan dari investor di KIM tahap 1-2, sangat meresahkan warga himpunan KIM. Apalagi harga tarifnya secara sepihak, mengingat jalanan KIM terus saja mengalami kerusakan dan tidak nyaman dilintasi.

Tidak hanya itu, lampu penerangan jalan umum (LPJU) kawasan yang tidak pernah hidup, tentunya rawan terhadap tindak kejahatan seperti perampokan yang belakangan ini semakin meningkat.

 Lain lagi soal jembatan (fly over) antara KIM 1 dan KIM 2, yang sering macet sehingga menimbulkan antrean kendaraan sepanjang 2 km, setiap harinya pada jam-jam sibuk. Selain itu permasalahan air bersih yang dikelola PT KIM, standar kualitas airnya dan stoknya yang tidak mencukupi kebutuhan para investor.

Dipersulit

Dalam siaran persnya juga disebutkan, untuk pelayanan bagi investor juga terkesan dipersulit, seperti proses pengurusan surat izin rekomendasi. Di antaranya izin bangunan, usaha dan peruntukkan atas lahan.

Bahkan dalam melaksanakan bentuk kerjasama penyediaan lahan kawasan industri, PT KIM juga memungut royal fee penjualan 7-8 persen. Adalagi dugaan permintaan ‘khusus’ KIM yang di luar dari isi perjanjian kerjasama yang disepakati.

Menanggapi keluhan investor ini, Direktur Utama PT KIM (persero) Raden Ruly Adi menegaskan, KIM persero tidak pernah memungut secara liar kepada investor atau pihak pihak lainnya, kecuali yang memang sudah menjadi kewajiban dan formal masuk ke KIM.

Perizinan dan rekomendasi ke KIM, saat ini sangat dipermudah sepanjang memenuhi persyaratan dan tidak dipungut biaya alias gratis.

Vendor (rekanan) juga dilarang keras untuk memberikan imbalan kepada semua insan KIM (Persero) dan bahkan wajib menandatangani pakta integritas

Pembayaran ke vendor tidak ada satupun yang dipersulit KIM, sepanjang persyaratan tagihan lengkap ‘Karena saya tidak akan proses tagihan yang tidak lengkap,karena bertentangan dengan GCG,’sebut Raden Ruly.

Sementara masalah tarif parkir ada dugaannya yang dikutip secara liar oleh pihak tertentu. Karena dalam hal ini, pihaknya hanya menerapkan kutipan security pass, mengingat KIM merupakan objek vital tertutup dan harus aman.

Terkait masalah air, papar Ruly, KIM tidak pernah memaksa investor memakai air bersih yang dikelola PT KIM. Hanya saja mengingatkan dilarang menggunakan air bawah tanah, karena dilarang oleh UU bukan dari KIM.

Saat ini, diakuinya kapasitas air bersih KIM sudah mencapai 250 000 m3, tapi yang terserap baru 100 000 m3. “Berarti hal ini masih sangat mampu menyuplai kebutuhan investor di KIM,” paparnya.

Untuk pengolahan limbah KIM (Persero) propernya biru. Artinya pengelolaan limbah di KIM sudah cukup bagus. 

Dia juga mempertanyakan limbah padat mana yang tidak diangkut. Terkait adanya pembuangan limbah sembarangan, sebutnya, sebagian adalah perbuatan oknum investor dan hal ini akan ditindak tegas.

Sedangkan untuk lampu penerangan jalan umum yang tidak berfungsi, pihaknya akan menyelesaikan masalah sistem keamanannya dulu baru dipasang lagi. Karena sudah hampir 100 tiang lampu di KIM yang dic