loading
Industri Garam Indonesia Disebut Dikelola Kartel

Industri Garam Indonesia Disebut Dikelola Kartel

Jakarta, (Analisa). Direktur Utama PT Garam (Persero), Achmad Bu­diono, menyebut tata niaga industri garam nasional saat ini masih semrawut. Bisnis garam nasional menurutnya masih dikendalikan oleh para mafia.

“Garam dikelola kartel, akibatnya kinerja garam nasional tiarap termasuk PT Garam, dibiarkan hidup segan,” kata Achmad dalam acara Forum Bisnis Perikanan di Kementerian Kelautan Perikanan, Ja­karta, Kamis (11/2).

Pernyataan Achmad bukan tanpa dasar. Garam me­rupakan salah satu komoditas pangan strategis se­hingga mengundang banyak pihak untuk masuk.

“Garam sedikit rasanya asin, kalau puluhan ton jadi manis. Komoditas garam merupakan 1 komoditas strategis pangan. Jadi produk strategis maka ada kartel dan mafia atur tata niaga. Banyak kartel, berarti di situ sangat menguntungkan,” tambahnya.

Sebagai gambaran Achmad memberi contoh kebutuhan garam nasional 3,4 juta ton sepanjang 2015. Dari kebutuhan itu, industri garam lokal mampu memasok 3,1 juta ton, artinya kekurangannya hanya berhisar 300.000-an ton.

Faktanya, Indonesia mengimpor garam 2,1 juta sampai 2,2 juta ton garam yang dipakai memenuhi kebutuhan industri.

“Produksi kita 3,1 juta ton, kebutuhan 3,4 juta. Mestinya kurang 300.000-an ton tapi yang diimpor tidak segitu. Tahun kemarin impor garam ke Indonesia 2,1-2,2 juta ton,” tam­bahnya. (dtc)