JAKARTA - Hari ini, Rabu (16/1) ribuan buruh kembali melakukan aksi demonstrasi menolak rencana penangguhan UMP termasuk menolak rencana kenaikan TDL.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat
Pekerja Metal Indonesia Said Iqbal mengatakan ribuan buruh akan kembali turun
ke jalan.
"Buruh akan berunjuk rasa di Polda Metro Jaya, Kementerian ESDM dan
Kemenakertrans, dengan jumlah massa 5.000 hingga 10.000 orang," ujar Said
Iqbal, hari ini.
Unjuk rasa tersebut terkait
penolakan terhadap penangguhan realisasi upah minimum provinsi/kota, penolakan
terhadap kenaikan tarif dasar listrik dan perlawanan terhadap kriminalisasi
buruh.
Dia menjelaskan, sejauh ini para
pengusaha masih berusaha untuk menangguhkan penerapan UMP/K.
"Kami juga menentang
kenaikan TDL karena berdampak langsung dengan kesejahteraan buruh."
Kenaikan TDL akan berdampak pada
buruh karena banyak rumah kontrakan dan KPR yang menggunakan listrik di atas
900 KWH. Akibatnya, buruh akan mengalami kenaikan listrik bulanan sekitar
Rp15.000 hingga Rp25.000 per bulan.
Kenaikan TDL juga memicu kenaikan
harga barang-barang lainnya khususnya barang olahan yang pabriknya menggunakan
listrik.
Ditambah dengan pemilik rumah
kontrakan yang berencana untuk menaikkan harga sewa kontrakan, sehingga
kenaikan upah buruh menjadi tidak ada artinya.
Pada 6 Februari, buruh akan turun
ke jalan dengan massa yang lebih banyak lagi. Said menyebutkan setidaknya
50.000 akan berunjuk rasa di Istana Merdeka dan DPR RI dengan tuntutan
dijalankannya pensiun wajib, pelaksanaan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat,
upah layak, penolakan kenaikan TDL, hingga penolakan penangguhan UMP/K.