Jakarta, (Analisa).
Menteri BUMN Dahlan Iskan, Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 WIB memantau
penyelesaian fasilitas Bandara Internasional Kuala Namu, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara.
Didampingi
Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti S Gumay, dan Dirut PT Angkasa Pura
II Tris Sunoko, Dahlan menggunakan angkutan kereta api dari Stasiun
Kereta Besar Medan pukul 05.30 WIB menuju Kuala Namu.
Perjalanan kereta dari Stasiun Besar Medan menuju Kuala Namu ditempuh
sekitar 40 menit yang melewati beberapa stasiun seperti Bandhar
Khalifah, Batang Kuis dan Aras Kabu.
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kementerian BUMN ketika dihubungi
Antara di Jakarta, menyebutkan bahwa peninjauan untuk memastikan
penyelesaian pembangunan bandara baru tersebut yang dijadwalkan
diresmikan pada Maret 2013.
Tiba di lokasi, Dahlan langsung meninjau berbagai fasilitas terminal
udara mulai dari menara air traffic control (ATC), fasilitas pengisian
bahan bakar avtur, peralatan navigasi, gerbang kedatangan dan
keberangkatan, interior terminal, hingga toilet.
Di sela-sela melakukan pengecekan, Dahlan mengatakan bahwa Bandara Kuala
Namu yang sudah selesai di atas 95 persen ini sangat bagus dari sisi
tingkat ketinggian bangunan, tata letak dan lainnya.
"Untuk menara ATC, peralatan navigasi, radar sudah berfungsi. Demikian
juga stasiun pengisian bahan bakar sudah siap sehingga mobil Pertamina
tidak perlu lagi datang mendekati pesawat untuk mengisi bahan bakar,"
ujar Dahlan.
Bandara yang mulai dibangun sejak 2007 ini memiliki luas area 1.365
hektare, area terminal 118.930 meter persegi, kapasitas terminal 8.1
juta penumpang per tahun, luas area parkir 50.820 meter persegi, gudang
kargo seluas 13.000 meter persegi, dan kapasitas parkir, 407 taksi, 55
bus dan 908 mobil.
Bandara International Kuala Namu yang didesain modern serta dirancang
untuk memiliki akses kereta api memiliki landasan pacu (runway)
sepanjang 4.540 meter dengan lebar 45 meter ini dengan paralel dua "taxi
way" masing-masing berukuran 3.750 x 30 meter, dan berukuran 2.000 x 30
meter.
"Jika bandara ini selesai maka bisa mengalahkan Bandara Makassar, Juanda
Surabaya, bahkan Soekarno-Hatta, Jakarta sekalipun, karena finishingnya
sangat bagus," tegas Dahlan.
Fasilitas toiletnya pun dinilainya jauh lebih bagus dibanding toile di Bandara Shanghai, China.
Meskipun begitu, Dahlan juga menyampaikan berbagai kekurangan bandara
ini seperti area keberangkatan penumpang yang kalau musim hujan terkena
tampias.
Pada kesempatan itu Dahlan juga memberikan apresiasi persiapan
penyelesaian pembangunan fasilitas dan stasiun angkutan kereta api
penumpang menuju Bandara Kuala Namu.
"Khusus kereta api jika belum selesai Maret jangan dipaksakan. Kereta
api mampu mengangkut 3.000 penumpang, mungkin sisanya harus ada jalan
keluarnya," ujarnya.
Menurut Dahlan, stasiun kereta api di Medan jika selesai dikembangkan
akan menjadi stasiun dengan fasilitas terbaik di Indonesia.
"Sistem pelayanan tiketnya sangat cepat sudah seperti di Beijing saja.
Tadi saat beli tiket jam 05.00 WIB, namun tiket saya tertolak system.
Saya bingung, tapi ternyata saya yang salah, karena kereta yang saya
akan tumpangi jadwalnya pukul 06.00. Ini bagus sekali untuk
mendisiplinkan penumpang agar tepat waktu dan jadwal," katanya. (Ant)