loading
Apigas Minta Pemerintah Amankan Gas Industri Sumut

Apigas Minta Pemerintah Amankan Gas Industri Sumut

Medan, 17/3 (Antara) – Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas (Apigas)meminta pemerintah mengamankan pasokan gas untuk kebutuhan industri di Sumatera Utara.

“Operasional 52 industri di Sumut sedang terancam karena mulai April pasokan gas semakin berkurang bahkan pada Juni dinyatakan PGN (PT Perusahaan Gas Negara) menurun lagi,” kata Ketua Apigas Johan Brien, di Medan. Minggu.

Dari 20 million metric standard cubic feet per day (MMSCFD) kebutuhan, dewasa ini pasokan gas tinggal 12 MMSCFD dan akan turun lagi menjadi 7 MMSCFD.

“Jangan sampai gas yang akan diproduksi Pertamina EP di Langkat tidak untuk industri,”katanya.

Perusahaan industri yang tidak dapat gas, maka dipastikan kesulitan beroperasi yang otomatis juga membuat terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan besar-besaran.

Dia menegaskan, industri mengalami dilema karena di tengajh krisis gas, pengusaha juga tidak juga bisa menggantikan dengan sumber lain karena listrik juga sedang krisis.

Sedangkan penggunaan batu bara masih belum bisa optimal karena terbentur soal permasalahan limbahnya yang masih dikatagorikan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)..

“Masalah krisis gas di industri Sumut menyangkut banyak kepentingan termasuk soal perekonomian dan kepercayaan investor,” katanya.

Sekda Provinsi Sumut Nurdin Lubis menyatakan, pemerintah sudah meminta Pertamina untuk mengalokasikan gas sebesar 10 MMSCFD untuk Sumut.

Dia mengatakan, pasokan gas itu dari eksploitasi pada sumur gas di kawasan Langkat.

Pasokan gas itu direncanakan sekitar Maret hingga Mei 2013 sehingga industri tidak mengalami gangguan serius.

General Manager PGN SBU Wilayah III, Mugianto mengakui, pasokan gas sebesar 5 MMSCFD akan habis pada Maret ini karena PGN tidak mendapat pasokan dari PT Pertiwi National Resource (PNR).

Walaupun, katanya, kontrak PGN dengan perusahaan itu baru habis pada 2015.

Kalaupun ada tersisa 7 MMSCFD yang bersumber dari PT Pertamina EP (PEP), tetapi juga diperkirakan habis pada Juni.

“Mudah-mudahan gas yang sedang diproduksi PEP nantinya bisa disalurkan untuk PGN yang kemudian disalurkan ke perusahaan industri,”katanya.