MEDAN – Hari kedua aksi unjuk rasa buruh menuntut kenaikan UMP di berbagai kawasan Sumatera Utara khususnya di Medan, Deli Serdang dan Binjai telah mengarah aksi tindakan kriminal dan bentrokan.
Pada hari ini, Selasa (11/12) aksi unjuk rasa buruh telah memakan korban dengan
ditikamnya dan dipukulinya sejumlah buruh pengunjuk rasa oleh mereka yang
menolak aksi buruh.
Aksi penikaman tersebut terjadi di di Sunggal,
Kabupaten Deli Serdang, memakan korban. Tiga buruh ditikam saat berusaha
mengajak buruh lainnya berdemo.
Penikaman itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Saat kejadian, massa buruh tengah men-sweeping pabrik PT Sinar Alkasa Sejahtera
(SAS) di Jl Pembangunan, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang.
Sementara itu, 14 buruh yang berdemo di PT
Kedaung diamankan Polres Deli Serdang, setelah terjadi kericuhan. Dalam aksi
itu, terjadi perusakan fasilitas kantor. Dalam peristiwa ini, dilaporkan 6
buruh menderita luka akibat sempat terjadi bentrokan dengan pihak
keamanan perusahaan.Ke-6 buruh menderita luka karena dipukuli.
Buruh yang terluka: Maulana Afdila (pecah
kepala), Heri Naufi/Beno (patamh tangan), Angga Eka Syahputra (Ketiganya di RS
Medistra Lubuk Pakam), M Anggih, Edi Setiawan, dan Bayu di RS Cempaka
Sari Tanjung Morawa.
Menurut Ketua SBSI 1992 Pahala Napitupulu, demo
buruh dipicu karena Plt Gubsu Gatot Pujonugroho tidak tanggap dengan tuntutan
buruh yang menuntut kenaikan UMP Rp2,2 juta/bulan.â€Gatot tidak merespon
tuntutan buruh, Gatot sepele dengan tuntutan buruh. Hanya tuntutan buruh yang
tidak dikabulkan, padahal tuntutan para petani telah dikabulkanâ€, ujarnya.
Ketua SBSI 1992 Pahala Napitupulu, menjelaskan,
dalam kericuhan yang terjadi di PT Kedaung Tanjung Morawa, sebanyak 5 buruh
menderita luka-luka dan dirawat di RS Medistra. Dalam peristiwa itu, sebanyak
14 buruh diamankan di Polres Deli Serdang. Sementara itu, 3 buruh lainnya di Jl
Binjai ditikam petugas keamanan saat melakukan demo menuntut UMP Rp2,2 juta.
“Hingga kini masih menjalani pemeriksaanâ€, kata Pahala, malam ini.
Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho mengajak para
buruh dan pekerja berkomunikasi dengan bupati dan walikota bersama dewan
pengupahan kabupaten kota agar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) lebih tinggi
dari Upah Minimum Provinsi (UMP).
Dengan berkomunikasi secara baik maka upah yang
berlaku adalah UMK yang jika memungkinkan di atas UMP yang sudah direvisi dan
ditetapkan sebesar Rp1.375.000 sesuai kondisi dan keadaan masing-masing
kabupaten dan kota.
Menurut Plt Gubsu, kenaikan UMP yang sudah
direvisi dan diterbitkan sebesar Rp1.375.000 tidak mungkin lagi dilakukan
karena penetapan UMP sebesar Rp1.375.000 itu sudah mempertimbangkan berbagai aspek
dan yang terbaik.
Tindakan buruh di Medan telah menggangu
ketertiba umum seperti menduduki pintu tol Tanjung Morawa, bahkan buruh juga
melakukan aksi sweeping ke sejumlah pabrik di Jalan Lintas Medan-Lubuk Pakam,
dalam upaya penggalangan massa, untuk menggelar aksi unjuk rasa menuntut
kenaikan upah layak, akibat aksi bruh tersebut menimbulkan kemacetan lalu
lintas.
Aksi buruh juga melakukan pembrokiran
jalan Batang Kuis, merupakan pintu utama nantinya Bandara Kuala Namo.
Akibatnya, akses Jalinsum, lumpuh total.
Tidak ingin terjadi keributan antara buruh
dengan pihak kepolisian, maka seluruh kenderaan yang datangnya dari arah
Tebing-Tinggi yang menuju ke Medan terpaksa sebagian diarahkan melalui jalan
kecamatan STM Hilir menuju kecamatan Deli Tua, dan hal itu juga sebaliknya dan
sebagian kenderaan yang menuju Medan yang masih berposisi di Tebing Tinggi
sudah diarahkan melalui Kecamatan Dolak Masihul yang menuju kecamatan Tanjung
Morawa.
Aksi buruh di Sumut menuntut UMP Rp2,2 juta
mendapat perhatian aparat kemanan di Sumut. Buruh yang ditahan Polres Deli
Serdang dalan bentrokan antara buruh dengan Satpam di PT Kedaung Grup
Tanjung Morawa: